Friday, May 16, 2014

Selamat Tanggal 24



Mungkin kita hanya belum menemukan waktu yang tepat untuk duduk berdua dan membicarakan hal-hal favorit kita.

Seiring waktu berlalu, sejauh jarak yang memisahkan kita, rasa rindu itu semakin memuncak, namun waktu tak juga bertemu titik lelahnya. Dia masih kukuh menjadi penghalang sela-sela kesempatan bertemu kita. Waktu jahat ya? Apatis.

Selama ini, duduk menyendiri dan membayangkan kau ada didepan mataku adalah makanan sehari-hariku. Menunggu, sama dengan mati suri. Dalam beberapa saat kita dipisahkan, disaat itulah aku mati. Dan beberapa saat kita dipertemukan, disaat itulah aku hidup kembali. Rasanya hidup belum abadi jika bayangmu saja sulit kuterka. Rindu mas, aku rindu.

Mungkin salahku yang terlalu egois. Terlalu egois untuk memaksakan kau selalu ada disisiku. Tidak, bukan aku yang egois, tapi hatiku. Rasanya semua terlalu sulit untuk dipisahkan.

Rasanya belum lama kita sering duduk berdua disini, menceritakan pengalaman masing-masing, berbagi tawa, duka, berbagi coklat dan permen dalam saku, semua itu terjadi baru 7 bulan lalu. Baru sesingkat itu saja aku sudah sangat merindukan sosokmu mas.

Dulu aku sering protes, karena banyak hal yang terlalu kuperjuangkan, sedangkan kau tidak. Tapi aku salah besar! Aku salah karena terlalu menyombongkan pengorbananku, padahal dibalik sosokmu ada sejuta pengorbanan untukku. Ya, untukku. Menempuh jarak dan waktu yang tak terhitung untuk sekedar bertemu dan berbincang sekadarnya. Rela menempuh hujan badai di bulan lalu demiku, namun aku malah ngambek dan mogok ketemuan. Betapa jahatnya aku padamu, mas.

Maaf jika aku terlalu apatis. Maaf jika keegoisanku melebihi rasa cintaku.

Tapi, aku sayang kamu mas, aku rindu. Cepat pulang ya, bawa cita-cita yang kau kejar untukku, bawa pembuktian janji-janji ingin hidup denganku itu.
Selamat tanggal 24.

Wednesday, September 11, 2013

Palsu

Layaknya seonggok kayu yang "ada" tapi "tidak ada". Semu. Terapung-apung di tengah bangunan-bangunan runtuh diterpa ombak. Karang yang mulanya kokoh pun bisa pecah, bangunan kayu jati termahal pun bisa runtuh dan rata dengan tanah. Terkadang manusia bisa tegar menghadapi berbagai macam cobaan, terkadang manusia juga bisa terpuruk jatuh meratapi haru pilunya cobaan yang di berikan Tuhan. Namun sekuat apapun manusia, suatu saat nanti akan jatuh dan hanya bisa memohon kepada yang Kuasa. Meminta Kuasa-Nya untuk memudahkan segala cobaan yang dihadapi. Apa yang bisa dilakukan manusia? Hanya Tuhan satu-satunya jalan pulang. 

Di dunia ini, apa yang pasti? Pasti hidup? Tidak, manusia suatu saat juga akan mati. Pasti hidup bahagia? Tidak, roda kehidupan terus berjalan dan tidak selamanya manusia akan bahagia. Pasti sukses? Tidak, selama kita tidak berusaha maka sukses itu tidak akan datang. Pasti beriman kepada Tuhan? Tidak, hanya mereka yang benar-benar mendapat hidayah dan ridho-Nya. Zaman terus bergulir. Generasi pendatang mulai bermacam-macam jenis dan kepribadiannya. Sadar, di dunia tak ada yang pasti. Semua palsu, dunia palsu. Satu-satunya yang pasti hanyalah Tuhan, Tuhan dan Tuhan. Aku bingung dengan problematika kehidupan. Kenapa mereka selalu memberikan jalan kehidupan unik dan membingungkan? Problema, problema, problema dimana-dimana. Apakah di setiap menghadapi problema kita hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan? Tak ada usaha bangkit? Tak ada usaha berubah? Hanya manusia tak berjiwa yang melakukan hal seperti itu.

Layaknya rumput ilalang yang tetap hidup di pinggir jalan. Tetap hidup walau susah, walau kering, walau daunnya coklat kurus kerontang dengan ribuan partikel debu yang menempel, walau diinjak-injak kaki manusia-manusia ganas, walau dengan berjuta kekurangan, si rumput gersang ilalang pun tetap hidup walau tak sekokoh rumput di padang rumput dan hanya bergantung hidup pada suburnya tanah dan air hujan.

Harapan palsu, harapan palsu, harapan palsu.... 

Apa sih yang ada di pikiranku sekarang? Cinta? Cinta bodoh itu? Cinta yang penuh pembodohan itu? Yang awalnya indah tapi akhirnya semu? Semua palsu, di dunia ini tak ada yang pasti. Cinta juga tak ada yang pasti! Apakah pacar kesayanganmu itu suatu saat nanti pasti akan jadi jodohmu? Jawabannya adalah TIDAK! Belum tentu, apapun itu jodoh ada di tangan Tuhan. Apakah teman terbaikmu selamanya akan pasti menjadi tetap baik? Tidak, tidak. Mereka bisa saja menjadi penghianat, bisa saja menjadi pengadu domba.

Everything was change, seiring berjalannya waktu... 

Kehidupan, cinta, pertemanan, keluarga...semuanya bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu. Kita tak bisa meraba apa yang akan terjadi 1 jam kedepan, 1 hari kedepan atau 1 tahun kedepan. Kita hanya bisa menjalani hidup apa adanya dan tetap Tuhan yang punya Kuasa. Tugas kita hanya berdoa, tawakal dan tawakal. Ya Tuhan, mudahkanlah setiap perjalanan hidupku apapun itu... 

Hanya Tuhan yang bebas dari kepalsuan. Hanya kuasa dan kasih sayang-Nya yang bebas dari kepalsuan. Tuhan itu pasti. Ridho Tuhan itu pasti. 

Apapun yang kulakukan hanya demi Tuhanku, entah apapun yang terjadi, entah seberapa besar cobaan hidup menerjang, dan seberapa palsu harapan cinta pembodohan itu. Tuhaaaan aku inginkan perlindungan dan ridhomu untuk menghindari kehidupan cinta yang bodoh ini! 


Jiwa-jiwa hilang yang nyaris tak kembali

Tuesday, September 3, 2013

Alive Again

Hai semuaa! Mungkin blogku jadi sepi gara-gara lama nggak blogging nih u,u maklum lagi sibuk-sibuknya sama tugas sekolah, adaptasi baru, pelajaran-pelajaran baru, dan segala blablabla khas anak baru gede, anak SMA. Jadi maaf kalo lama banget nggak blogging nih guys, udah sekitar 2 bulan lah vakum. Hehe but it's the beginning, insyaallah mau ngepost lagi nih. Udah nggak sabar:3 so..pantengin terus ya para pengunjung blog ku. Semoga masih banyak ide-ide baru tertuang di blog ini. Thank you so much :)

Monday, July 1, 2013

Story

Banyak yang ingin aku ceritakan padamu, wahai hembusan angin. Entah sudah berapa lama hembusan itu hilang dan tak kembali. Sembari menanti datang dan pergi, harapan yang kugenggam dan kunanti kini pupus dan tak ada realisasi. Sedih? Apakah itu perasaan biasa yang sering dirasakan semua orang saat jatuh terperosok dan merintih meratapi pedih? Kata apa yang mampu menjelaskan itu semua? Jika tidak, mungkin tanganku yang tak segan menamparmu melebihi ungkapan kata yang tak terucap. Biarkan mulut yang bicara, dan biarkan tangis yang menjadi saksinya. 

Saat angin itu datang... 

Tangis dan duka seakan tak ada. Karena kau selalu berucap bahwa kebahagiaan itu ada jika kita tetap bersama, bersama sebagai sahabat sejati, tak hanya terikat pada janji namun juga hati. Diam-diam perasaan itu datang, siapa yang tak merasa bahagia jika ada seseorang yang peduli terhadap diri kita apalagi sahabat kita sendiri? Kau mengubah segala persepsi buruk saat itu, tak pernah peduli apa kata mereka dibelakangmu, yang terpenting kita tetap bersama. 

"Nek enek opo-opo ngomongo aku, santai ae nek mbi aku B-)" 
"Haha iyo lo gampang"
"Haha tenan lo?"

Seakan percakapan kita tanpa sela. Entah sudah berapa ribu pesan di conversation dan hanya tertera nama kontakmu. Tak pernah bosan berulang kali kubuka, kubaca dan kuresapi makna dibalik pesan singkat itu. Seperti itulah caraku memahamimu dalam diam. Jika handphone bisa bicara, mungkin dia akan menceritakanmu banyak hal yang kulalui bersama handphone kesayanganku itu. Yang tak pernah lelah menyimpan ribuan smsmu yang tak pernah kuhapus. 

Pelarian? 

Tidak, aku bukan pelariannya. Aku sahabatnya, aku sahabat terbaiknya. Tidak mungkin dia tega menjadikanku sebagai pelariannya. Haha itu tidak mungkin terjadi kan iya kan?! Kita teman kan? Iya kita teman....entah sekarang.

Saat angin itu berhenti berhembus...

"Hey *sebut nama*"
"Opo?" 
"Smsku kok ra dibales?"
"Ra enek smsmu mlebu" atau "Ra enek sinyal nggonku" atau "Smsmu ra terkirim paling" atau "Sori aku maeng ra nyekel hape" atau "Apa mbak? *sebut nama* sudah tidur" 

Keesokan harinya saat kucoba membuka percakapan...

"Tak dudoi lagu apik"
"Opo?"
"Lagune ARTTM sing judule Like We Used To. Nate krungu?"
"Urung"
"Apik kui, laguku nggo kowe wi. Download gek rungokne"
"Halah"
"Haha apik"
"Yo kapan-kapan"
"Iyo *sebut nama*" 
...... no replies

Seperti inilah komunikasi kita sekarang. Padahal banyak yang ingin aku ceritakan. Tentang nilai matematikaku yang belum pernah kita bahas lebih lanjut, tentang rencana lanjutin ke jurusan apa, tentang musikku, tentang orang tuaku, tentang...semuanya! Namun setelah kutunggu, angin itu tak kunjung berhembus. Harapan palsu? Bukan, dia sahabatku. Dia teman baikku. Dia baik. Dan tak tau apa yang mengubahnya menjadi seperti ini. Meninggalkan janji serta realisasinya. Hmm sudahlah, cukup membuat nafasku berat. Semoga harimu menyenangkan, bro. Text me if you need to talk. Story, enough..

Does she watch your favorite movie?
Does she hold you when you cry? 
Does she let you tell her all your favorite parts
When you've seen it a million times.
Will she love you like I loved you? 
Will she tell you everyday? 
Will she make you feel like you're invicible 
With every words she'll say? 
A Rocket To The Moon - Like We Used To

Wednesday, June 26, 2013

Everyting About Us, LCB'10

Iseng nulis ini guys sebenernya hehe. Jadi pas insom kayak gini, ya bisanya cuma dengerin musik sambil nostalgia masa lalu. Yang kali ini berbeda, bukan karena galau, bukan karena PHP, dan bukan gara-gara cinta. Nostalgiaku kali ini adalah...tentang kita. Aku dan kalian, kawan-kawanku mantan kelas B di salah satu sekolah kebanggaan kita. Sengaja memori itu kuingat kembali, yang pasti memori tak terlupakan, sedih dan tawa, suka duka, semua tercurahkan didalam kisah kita yang mungkin tak genap 3th kulalui bersama kalian. Di malam yang lumayan dingin dan sangat sepi ini, muncullah ideku buat ngeposting kalian semua di blog kesayanganku. And this is, everything about us... 

Well, this is our photo. Ini mungkin nggak mencangkup semuanya ya. Karena ada beberapa teman kita yang nggak ikut foto bersama. Foto ini diambil pas pengumuman kelulusan sekaligus pesta selebrasi bagi siswa kelas IX yaitu acara pelepasan siswa. Bersama wali kelas tercinta kita, ibunda Sri Utami, kita berfoto bersama diatas panggung acara. Lucu ya seragamnya beda-beda, maklum karena ada masing-masing dari kita yang ikut serta memeriahkan acara dalam berbagai tampilan. Ya harap maklum kalo fotonya aneh dan nggak seragam :D. That's jangan lupa disimpan ya foto ini buat kenang-kenangan. Mmm..ada juga foto lain yang mencangkup semuanya ada, kelas B lengkap. Ini dia fotonya! 
Masih inget foto ini diambil kapan? Foto ini diambil pas hari Sabtu di jam pelajarannya pak Heri :D. Haha masih inget aja. Pas ini kebetulan semuanya lengkap dan nggak ada yang absen. Foto ini jangan lupa disimpen juga ya buat kenang-kenangan :D

Nggak kerasa banget udah langsung lulus aja. Rasanya baru kemarin ya kita masing-masing melangkahkan kaki untuk pertama kali masuk ke gerbang sekolah SMPN 1 Pacitan, bangunan yang masih asing bagi kita karena waktu itu kita hanya sebatas anak SD yang mau belajar jadi anak baru gede dan mencoba nasib untuk masuk dan mengikuti kegiatan PPDB setelah lulus dari Sekolah Dasar masing-masing. Malu, canggung udah pasti ya. Mungkin bagi yang punya temen satu SD dan sama-sama mendaftar di sekolah yang sama masih mending ada temennya. Kebetulan teman satu SDku, teman satu kelas kita juga hehe si Yusuf Farid Achmad alias Ucup, satu-satunya teman terdekatku. Siapa yang akhirnya menyangka kita bisa dipertemukan satu kelas, yaitu kelas B hingga sekarang? Yang awalnya dulu nggak kenal, jadi saling kenalan dan akhirnya akrab ngobrol satu sama lain. Yang awalnya cuma duduk diem dan malu-malu, akhirnya jadi mau ngobrol dan berbaur sama temen-temen yang lain meskipun masih terbilang 'baru kenal'. Di hari pertama saja kita sudah langsung akrab dan have fun sama kakak kelas yang bertugas MOS. Nggak kerasa banget itu semua udah terjadi kurang lebih 3th yang lalu. Dan aku masih ingat itu. 
Setelah lewat 1 tahun kita duduk di bangku kelas 7, aku harus pindah mengikuti orang tuaku di Bawean, dan hanya berlangsung 6 bulan perpisahan kita, aku kembali lagi bertemu kalian di sekolah dan kelas yang lama di Pacitan. Benar-benar menyenangkan akhirnya bisa bertemu lagi dan pindahku nggak lama-lama :D. Banyak kenangan juga yang terlukis dikelas 8 itu. Wali kelas galak, guru matematika yang suka nyita sepatu, guru fisika yang super super killer sampe bikin aku nangis gara-gara dimarahin jadi anak baru (sebenernya nggak anak baru sih, kan udah pernah sekolah disitu sebelumnya), guru geografi yang bikin senam jantung juga, huh macem-macem pokoknya! Segala kegilaan ada di kelas B, meskipun aku sempat ketinggalan  6 bulan masa kegilaan kita di tahun kedua. 
Dan...sebelum masuk tahun ketiga, kita melaksanakan study tour! Don't you miss that moments guys? Ada nih foto yang aku simpen pas kita berhenti makan di salah satu restoran jogja. Tapi nggak semuanya, cuma beberapa anak kelas B yang baru turun dari bis:B
Masih ingat kan? Pasti dong, itu liburan menyenangkan kita bareng-bareng :D 
Memasuki tahun ketiga...udah mulai fokus menjelang Ujian Nasional. Sejak tahun ketiga kita jadi sibuk les dan mengikuti bimbingan di tempat bimbel masing-masing. Karena sudah mulai disibukkan dengan berbagai try out, persiapan ujian praktek, ujian sekolah dan sejenisnya. Tapi nggak merubah kebersamaan kita meskipun kadang ada salah paham, nggak sepemikiran, untungnya semua masih bisa diatasi bareng-bareng. Nggak kerasa inilah tahun terakhir kita. Kita yang dulunya sempat berkata 'Try out e akeh banget yo? Ngasi ping 6 dewe!', akhirnya keenam try out itu terlewati sudah. Kita yang dulu pernah berkata 'Ujian praktek e sokmben koyo pie yo? Wah wedi aku nek raiso.', akhirnya terlewati juga. Kita juga pernah berkata 'Wah awakedewe gek ujian sekolah, nek aku raiso warahono yo. Kudu kompak!', lagi-lagi ujian sekolah itu udah main lewat aja. Hingga akhirnya...'UN 20 paket?! Lha edan cah aku wedi nek nilaiku elek yaallah.', terlewat sudah! Berbagai ujian telah berhasil kita lalui dan alhamdulillah..ucapan syukur yang luar biasa, kita semua LULUS 100% dengan nilai yang cukup memuaskan. Usaha kami tidak sia-sia. Rela berangkat pagi buta demi ikut pengayaan mata pelajaran UN, jarak tempuh yang cukup jauh dari rumah ke sekolah pun tak jadi hambatan semangat kita menjelang UN. Meskipun masih dengan mata sipit dan langkah kaki sempoyongan karena harus bangun pagi-pagi, tetap tak meruntuhkan semangat kita. Inilah hasil dari kerja keras kita kawan! :) 
Inilah, akhir dari kisah kita selama 3th ini. Semua pengalaman absurd yang kita lalui, pastinya tak luput dari ingatan. Ingat aku selalu ya, kawan LCBku! Aku nggak akan pernah lupain kenangan-kenangan konyol kita! Semoga semua selalu sukses, diterima di sekolah yang diinginkan dan tetap diberkahi Tuhan, kapanpun dan dimanapun. Sukses teman-temanku! Hidup LCB'10!

Saturday, June 8, 2013

Fall

Unbelievable. Semalem aku masih bercanda sayang-sayang, semalem aku masih nanyain kabar ayahnya, semalem aku masih bikin rencana buat ketemu hari ini, tapi?

Setelah aku terbang cukup tinggi dan cukup bahagia, sekarang sengaja kau jatuhkan lagi? Sengaja atau memang sudah rencana? Ya Tuhan…

Masih tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Beberapa jam yang lalu kita masih membicarakan tentang rencana pertemuan kita hari ini. Beberapa jam yang lalu kau masih meledekku yang berniat mau diet. Beberapa jam yang lalu kita masih saling tanya tentang menu sarapan tadi pagi. Ya Tuhan…

Mendadak kau bilang ada acara keluarga dan batal untuk datang kerumah padahal rencana itu sudah dirancang jauh hari sebelumnya. Jum’at lalu rencana pertemuan kita gagal, sekarang gagal lagi? Oke, masih bisa kutolerir. Kukira ini biasa dan masih bisa kumaklumi.

Beberapa jam yang lalu kau sempat marah karena aku sekenanya berkicau di jejaring sosial. Dan membenci semua retweetanku yang kukutip dari beberapa blogger. Lewat sedikit adu pesan di sms, akhirnya aku mengalah dan menghapus semua kicauan tak bergunaku di jejaring sosial. Itu masih terjadi beberapa jam yang lalu, tapi?

Berniat ingin curhat dan menyalurkan isi hati yang sempat terpendam sejak beberapa hari belakangan, tapi malah berakhir…tak mengenakkan, nggak bisa disangka dan siapa juga yang bakal mau kayak gini?!
Bukannya malah berusaha membela atau mencari solusi terbaik malah menyuruhku untuk tidak meneruskan hubungan ini yang kuhitung sejak Januari lalu. Begitu cepatnya? Dan segitu gampangnya?

Kita memang tak terikat dalam suatu hubungan khusus, karena aku tau dan aku sangat tau kalau kau sudah terikat dengan hubungan lain yang entah dengan siapa itu. Meski aku tau orangnya tapi tak ingin kukenal. Tapi meskipun begitu, kedekatan kita tak layak dikatakan sebagai teman dekat, atau sahabat, atau sejenisnya. Bahkan hubungan ini tak berstatus. Kau anggap biasa saja namun ku anggap ini semua lebih dari segalanya. Sangat kontras terlihat, layaknya aku jamur yang muncul tiba-tiba di musim kemarau. Aku muncul di tengah-tengah kisah membingungkanmu bersama entah itu siapa nggak penting. Tapi bisakah kau mengerti sedikit saja?

Tak ingatkah saat itu, dari jarak yang terlampau jauh, menembus panasnya jalanan kota dan bayang-bayang fatamorgana yang terlihat di sepanjang jalan lintas selatan demi bertemu dan menghabiskan waktu denganku. Tak cukup satu dua kali. Entah sudah berapa kali ruang tamu dan perabotannya menjadi saksi bisu tiap kedatanganmu kemari. Bagiku itu pengorbanan yang luar biasa di sela-sela kesibukanmu berkutat dengan jutaan lembar tugas dan jadwal bimbingan yang lumayan padat. Bagimu itu biasa dan belum seberapa ya mungkin? Tapi bagiku itu luar biasa.

Aku selalu ingat, kamu selalu duduk di sini. Di sebelah kananku, atau kadang saat laptopmu butuh charger kamu duduk di sebelah kiriku. Dan posisinya selalu disini, tidak pernah berpindah. Masih di sebelah utara meja ukiran kayu. Aku juga ingat, kau parkir motormu di sebelah selatan kolam depan rumah. Yang bisa aku intip lewat jendela kamarku, sehingga aku selalu tau saat kau datang. Aku ingat, Nescafe French vanilla itu minuman kopi favoritmu. Aku ingat, parfummu itu merek Gatsby urban colour infinity warna biru yang bertutup miring dan beraroma segar. Aku ingat, kamu suka bubur kacang ijo langgananmu. Aku juga masih ingat bagaimana caramu menggulung kabel charger laptop dan mengatai caraku terlalu ribet. Akhirnya sampe sekarang pun kuterapkan caramu itu. Begitu banyaknya hal sepele yang masih aku ingat darimu...

Setelah percakapan sore itu, curahan hati yang belum sempat tersampaikan sepenuhnya terpaksa kau akhiri dengan kata “Yaudah nggak bisa diterusin.” Seketika nyesek, panas dingin, gugup, bingung, nggak tau mau bilang apa, nggak tau mau nyikapinnya gimana. Cuma bisa diem, nangis, terus dengan singkat kujawab “Gitu doang? Nggak gimana-gimana gitu? Yaudah makasih.”

Tangisku pecah saat itu juga. Langsung terbayang gimana awal dulu, gimana pas deket dulu, apalagi beberapa jam yang lalu masih sempet bercanda bahkan adu pesan gara-gara kicauan jejaring sosial. Dengan berbekal kata maaf dan makasih, kamu pergi gitu aja. Udah cukup puas selama ini? Cukup puas mendengar celotehan kata sayang dariku yang nggak pernah mampir di hatimu? Cukup puas tau aku nangis pas udah galau gara-gara pesanku nggak kamu bales? Cukup puas tau aku yang mendem semua ini sendirian dan cuma bisa nangis pas udah nggak tau mau gimana? Bener-bener tega ya…

Jangan harap setelah ini aku bisa kembali maafin semua kesalahanmu yang nggak terhitung seberapa banyak. Jangan harap setelah ini aku masih bisa senyum pas ketemu atau ngebolehin kamu main kerumah lagi, nggak akan! Udah cukup dan makasih banyak atas semuuuua harapan yang masih kamu anggap “kita kan plen”. Cerita tanpa kejelasan kita selesai dan penantianku sejak Januari lalu juga selesai. Just let me fall kali ini aja. Dan kamu alasannya. 

And sadly here after....

Saturday, May 18, 2013

Bukan Ahli Alih Bahasa

Dan lagi kata-kata itu lagi. Apa tak ada kata lain yang lebih menjelaskan maksud dari semua sikapmu? Yang selama ini tak pernah aku mengerti? Adakah bahasa lain yang bisa menjelaskan semua maksud dari pikiran dan hatimu selama ini? Agar semua lebih jelas dan tidak mempermainkan perasaanku dengan cara diombang ambingkan tidak jelas seperti ini. Terlalu banyak tanda tanya dan terlalu banyak air mata yang kubuang percuma. Hanya untuk menangisi keadaan yang entah ini namanya apa. Patah hati bukan, sakit hati karena cinta? Menurutku bukan. Di khianati? Itu biasa. Lalu ini apa? PHP? Masalah apa lagi itu? Entahlah..semua ini terlalu rumit untuk dijelaskan. 

Apalagi yang perlu dijelaskan? Sikap seperti apa lagi yang akan kau tunjukkan untuk membuatku semakin tak paham? Aku benar-benar muak dengan permainanmu. Kau anggap apa aku? Yang kejelasannya tak pernah teraba, tak pernah bisa terlihat, dan tak pernah bisa kumengerti. Aku muak dengan semuanya. Untuk saat ini kau pergi, lalu beberapa hari kemudian datang lagi dan berkata 'aku masih temanmu kan?'. Jika telah puas mendengar jawaban 'iya kok kamu temanku' kemudian pergi lagi dan menghilang lagi. Selalu saja terulang begitu besok besoknya dan besoknya lagi. 

Lagi-lagi seperti ini, lagi-lagi sakit, lagi-lagi kecewa, lagi-lagi galau. Pembodohan. Bisakah kau tetap tinggal disini saja? Yang akan selalu ada untukku, tidak pergi dan menghilang dengan berbagai alasan dan tidak membuatku berpikir bahwa selama ini kau hanya memanfaatkanku. Bisakah kau mengerti? Peka? Sedikit saja aku butuh perhatianmu yang dulu 'pernah' kau berikan. 

Sudah! Aku bukan ahli alih bahasa yang selalu paham maksud pikiranmu. Jangan tuntut aku menjadi seperti itu. Jangan paksa aku lari dari kenyataan. Setelah semua yang terjadi kau pergi begitu saja? Mangkir begitu saja? Apa sebegitu kejam prinsip semua lelaki? Be a man wahai kau yang paling kupuja! Jangan berikan kasih sayang palsumu. Bagimu mungkin nggak penting, nggak mikir, nggak ngrasa. Haha baik sekali.... 

Sadar dong sadar dari tidur lelapmu. Could you look at me yang rela melakukan apapun demi senyum itu ada dari bibirmu? Do you ever feel gimana perasaanku seperti dihancurkan mesin penghancur baja? Never, you never know how I feel hey boy! Come on please, peka dong please. You should know where you belong, think I know it's with me. 

Maaf, memang tak seharusnya perasaan itu dipaksakan. Tapi jangan paksa aku mangkir dari jabatanku sebagai secret admirer selama beberapa bulan ini. Sudah cukup bahagia meski tanpa pengakuan. Dan cukup merasakan harapan meski sang pemberi tanpa ada rasa peka. 


7:11 PM di sudut ruang tamu, dimana kamu biasa duduk. Ingatkah?