Wednesday, June 26, 2013

Everyting About Us, LCB'10

Iseng nulis ini guys sebenernya hehe. Jadi pas insom kayak gini, ya bisanya cuma dengerin musik sambil nostalgia masa lalu. Yang kali ini berbeda, bukan karena galau, bukan karena PHP, dan bukan gara-gara cinta. Nostalgiaku kali ini adalah...tentang kita. Aku dan kalian, kawan-kawanku mantan kelas B di salah satu sekolah kebanggaan kita. Sengaja memori itu kuingat kembali, yang pasti memori tak terlupakan, sedih dan tawa, suka duka, semua tercurahkan didalam kisah kita yang mungkin tak genap 3th kulalui bersama kalian. Di malam yang lumayan dingin dan sangat sepi ini, muncullah ideku buat ngeposting kalian semua di blog kesayanganku. And this is, everything about us... 

Well, this is our photo. Ini mungkin nggak mencangkup semuanya ya. Karena ada beberapa teman kita yang nggak ikut foto bersama. Foto ini diambil pas pengumuman kelulusan sekaligus pesta selebrasi bagi siswa kelas IX yaitu acara pelepasan siswa. Bersama wali kelas tercinta kita, ibunda Sri Utami, kita berfoto bersama diatas panggung acara. Lucu ya seragamnya beda-beda, maklum karena ada masing-masing dari kita yang ikut serta memeriahkan acara dalam berbagai tampilan. Ya harap maklum kalo fotonya aneh dan nggak seragam :D. That's jangan lupa disimpan ya foto ini buat kenang-kenangan. Mmm..ada juga foto lain yang mencangkup semuanya ada, kelas B lengkap. Ini dia fotonya! 
Masih inget foto ini diambil kapan? Foto ini diambil pas hari Sabtu di jam pelajarannya pak Heri :D. Haha masih inget aja. Pas ini kebetulan semuanya lengkap dan nggak ada yang absen. Foto ini jangan lupa disimpen juga ya buat kenang-kenangan :D

Nggak kerasa banget udah langsung lulus aja. Rasanya baru kemarin ya kita masing-masing melangkahkan kaki untuk pertama kali masuk ke gerbang sekolah SMPN 1 Pacitan, bangunan yang masih asing bagi kita karena waktu itu kita hanya sebatas anak SD yang mau belajar jadi anak baru gede dan mencoba nasib untuk masuk dan mengikuti kegiatan PPDB setelah lulus dari Sekolah Dasar masing-masing. Malu, canggung udah pasti ya. Mungkin bagi yang punya temen satu SD dan sama-sama mendaftar di sekolah yang sama masih mending ada temennya. Kebetulan teman satu SDku, teman satu kelas kita juga hehe si Yusuf Farid Achmad alias Ucup, satu-satunya teman terdekatku. Siapa yang akhirnya menyangka kita bisa dipertemukan satu kelas, yaitu kelas B hingga sekarang? Yang awalnya dulu nggak kenal, jadi saling kenalan dan akhirnya akrab ngobrol satu sama lain. Yang awalnya cuma duduk diem dan malu-malu, akhirnya jadi mau ngobrol dan berbaur sama temen-temen yang lain meskipun masih terbilang 'baru kenal'. Di hari pertama saja kita sudah langsung akrab dan have fun sama kakak kelas yang bertugas MOS. Nggak kerasa banget itu semua udah terjadi kurang lebih 3th yang lalu. Dan aku masih ingat itu. 
Setelah lewat 1 tahun kita duduk di bangku kelas 7, aku harus pindah mengikuti orang tuaku di Bawean, dan hanya berlangsung 6 bulan perpisahan kita, aku kembali lagi bertemu kalian di sekolah dan kelas yang lama di Pacitan. Benar-benar menyenangkan akhirnya bisa bertemu lagi dan pindahku nggak lama-lama :D. Banyak kenangan juga yang terlukis dikelas 8 itu. Wali kelas galak, guru matematika yang suka nyita sepatu, guru fisika yang super super killer sampe bikin aku nangis gara-gara dimarahin jadi anak baru (sebenernya nggak anak baru sih, kan udah pernah sekolah disitu sebelumnya), guru geografi yang bikin senam jantung juga, huh macem-macem pokoknya! Segala kegilaan ada di kelas B, meskipun aku sempat ketinggalan  6 bulan masa kegilaan kita di tahun kedua. 
Dan...sebelum masuk tahun ketiga, kita melaksanakan study tour! Don't you miss that moments guys? Ada nih foto yang aku simpen pas kita berhenti makan di salah satu restoran jogja. Tapi nggak semuanya, cuma beberapa anak kelas B yang baru turun dari bis:B
Masih ingat kan? Pasti dong, itu liburan menyenangkan kita bareng-bareng :D 
Memasuki tahun ketiga...udah mulai fokus menjelang Ujian Nasional. Sejak tahun ketiga kita jadi sibuk les dan mengikuti bimbingan di tempat bimbel masing-masing. Karena sudah mulai disibukkan dengan berbagai try out, persiapan ujian praktek, ujian sekolah dan sejenisnya. Tapi nggak merubah kebersamaan kita meskipun kadang ada salah paham, nggak sepemikiran, untungnya semua masih bisa diatasi bareng-bareng. Nggak kerasa inilah tahun terakhir kita. Kita yang dulunya sempat berkata 'Try out e akeh banget yo? Ngasi ping 6 dewe!', akhirnya keenam try out itu terlewati sudah. Kita yang dulu pernah berkata 'Ujian praktek e sokmben koyo pie yo? Wah wedi aku nek raiso.', akhirnya terlewati juga. Kita juga pernah berkata 'Wah awakedewe gek ujian sekolah, nek aku raiso warahono yo. Kudu kompak!', lagi-lagi ujian sekolah itu udah main lewat aja. Hingga akhirnya...'UN 20 paket?! Lha edan cah aku wedi nek nilaiku elek yaallah.', terlewat sudah! Berbagai ujian telah berhasil kita lalui dan alhamdulillah..ucapan syukur yang luar biasa, kita semua LULUS 100% dengan nilai yang cukup memuaskan. Usaha kami tidak sia-sia. Rela berangkat pagi buta demi ikut pengayaan mata pelajaran UN, jarak tempuh yang cukup jauh dari rumah ke sekolah pun tak jadi hambatan semangat kita menjelang UN. Meskipun masih dengan mata sipit dan langkah kaki sempoyongan karena harus bangun pagi-pagi, tetap tak meruntuhkan semangat kita. Inilah hasil dari kerja keras kita kawan! :) 
Inilah, akhir dari kisah kita selama 3th ini. Semua pengalaman absurd yang kita lalui, pastinya tak luput dari ingatan. Ingat aku selalu ya, kawan LCBku! Aku nggak akan pernah lupain kenangan-kenangan konyol kita! Semoga semua selalu sukses, diterima di sekolah yang diinginkan dan tetap diberkahi Tuhan, kapanpun dan dimanapun. Sukses teman-temanku! Hidup LCB'10!

Saturday, June 8, 2013

Fall

Unbelievable. Semalem aku masih bercanda sayang-sayang, semalem aku masih nanyain kabar ayahnya, semalem aku masih bikin rencana buat ketemu hari ini, tapi?

Setelah aku terbang cukup tinggi dan cukup bahagia, sekarang sengaja kau jatuhkan lagi? Sengaja atau memang sudah rencana? Ya Tuhan…

Masih tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Beberapa jam yang lalu kita masih membicarakan tentang rencana pertemuan kita hari ini. Beberapa jam yang lalu kau masih meledekku yang berniat mau diet. Beberapa jam yang lalu kita masih saling tanya tentang menu sarapan tadi pagi. Ya Tuhan…

Mendadak kau bilang ada acara keluarga dan batal untuk datang kerumah padahal rencana itu sudah dirancang jauh hari sebelumnya. Jum’at lalu rencana pertemuan kita gagal, sekarang gagal lagi? Oke, masih bisa kutolerir. Kukira ini biasa dan masih bisa kumaklumi.

Beberapa jam yang lalu kau sempat marah karena aku sekenanya berkicau di jejaring sosial. Dan membenci semua retweetanku yang kukutip dari beberapa blogger. Lewat sedikit adu pesan di sms, akhirnya aku mengalah dan menghapus semua kicauan tak bergunaku di jejaring sosial. Itu masih terjadi beberapa jam yang lalu, tapi?

Berniat ingin curhat dan menyalurkan isi hati yang sempat terpendam sejak beberapa hari belakangan, tapi malah berakhir…tak mengenakkan, nggak bisa disangka dan siapa juga yang bakal mau kayak gini?!
Bukannya malah berusaha membela atau mencari solusi terbaik malah menyuruhku untuk tidak meneruskan hubungan ini yang kuhitung sejak Januari lalu. Begitu cepatnya? Dan segitu gampangnya?

Kita memang tak terikat dalam suatu hubungan khusus, karena aku tau dan aku sangat tau kalau kau sudah terikat dengan hubungan lain yang entah dengan siapa itu. Meski aku tau orangnya tapi tak ingin kukenal. Tapi meskipun begitu, kedekatan kita tak layak dikatakan sebagai teman dekat, atau sahabat, atau sejenisnya. Bahkan hubungan ini tak berstatus. Kau anggap biasa saja namun ku anggap ini semua lebih dari segalanya. Sangat kontras terlihat, layaknya aku jamur yang muncul tiba-tiba di musim kemarau. Aku muncul di tengah-tengah kisah membingungkanmu bersama entah itu siapa nggak penting. Tapi bisakah kau mengerti sedikit saja?

Tak ingatkah saat itu, dari jarak yang terlampau jauh, menembus panasnya jalanan kota dan bayang-bayang fatamorgana yang terlihat di sepanjang jalan lintas selatan demi bertemu dan menghabiskan waktu denganku. Tak cukup satu dua kali. Entah sudah berapa kali ruang tamu dan perabotannya menjadi saksi bisu tiap kedatanganmu kemari. Bagiku itu pengorbanan yang luar biasa di sela-sela kesibukanmu berkutat dengan jutaan lembar tugas dan jadwal bimbingan yang lumayan padat. Bagimu itu biasa dan belum seberapa ya mungkin? Tapi bagiku itu luar biasa.

Aku selalu ingat, kamu selalu duduk di sini. Di sebelah kananku, atau kadang saat laptopmu butuh charger kamu duduk di sebelah kiriku. Dan posisinya selalu disini, tidak pernah berpindah. Masih di sebelah utara meja ukiran kayu. Aku juga ingat, kau parkir motormu di sebelah selatan kolam depan rumah. Yang bisa aku intip lewat jendela kamarku, sehingga aku selalu tau saat kau datang. Aku ingat, Nescafe French vanilla itu minuman kopi favoritmu. Aku ingat, parfummu itu merek Gatsby urban colour infinity warna biru yang bertutup miring dan beraroma segar. Aku ingat, kamu suka bubur kacang ijo langgananmu. Aku juga masih ingat bagaimana caramu menggulung kabel charger laptop dan mengatai caraku terlalu ribet. Akhirnya sampe sekarang pun kuterapkan caramu itu. Begitu banyaknya hal sepele yang masih aku ingat darimu...

Setelah percakapan sore itu, curahan hati yang belum sempat tersampaikan sepenuhnya terpaksa kau akhiri dengan kata “Yaudah nggak bisa diterusin.” Seketika nyesek, panas dingin, gugup, bingung, nggak tau mau bilang apa, nggak tau mau nyikapinnya gimana. Cuma bisa diem, nangis, terus dengan singkat kujawab “Gitu doang? Nggak gimana-gimana gitu? Yaudah makasih.”

Tangisku pecah saat itu juga. Langsung terbayang gimana awal dulu, gimana pas deket dulu, apalagi beberapa jam yang lalu masih sempet bercanda bahkan adu pesan gara-gara kicauan jejaring sosial. Dengan berbekal kata maaf dan makasih, kamu pergi gitu aja. Udah cukup puas selama ini? Cukup puas mendengar celotehan kata sayang dariku yang nggak pernah mampir di hatimu? Cukup puas tau aku nangis pas udah galau gara-gara pesanku nggak kamu bales? Cukup puas tau aku yang mendem semua ini sendirian dan cuma bisa nangis pas udah nggak tau mau gimana? Bener-bener tega ya…

Jangan harap setelah ini aku bisa kembali maafin semua kesalahanmu yang nggak terhitung seberapa banyak. Jangan harap setelah ini aku masih bisa senyum pas ketemu atau ngebolehin kamu main kerumah lagi, nggak akan! Udah cukup dan makasih banyak atas semuuuua harapan yang masih kamu anggap “kita kan plen”. Cerita tanpa kejelasan kita selesai dan penantianku sejak Januari lalu juga selesai. Just let me fall kali ini aja. Dan kamu alasannya. 

And sadly here after....